Oleh: Arief Boediono

Proses reproduksi alamiah dalam rangka melestarikan keturunan untuk keluarga bahagia, produksi ternak dan konservasi satwa terjadi melalui seleksi alam yang sangat ketat. Untuk terjadinya fertilisasi normal dan menghasilkan embrio, hanya diperlukan satu sperma untuk membuahi satu oosit. Lalu kemanakah potensi oosit dan sperma yang begitu banyak dihasilkan oleh betina dan jantan?

Perkembangan bioteknologi yang sangat pesat menuntut pemikiran dalam upaya optimalisasi fungsi fisiologis tanpa mengganggu proses perkembangan normal. Sejalan dengan hal tersebut ilmu pengetahuan embriologi yang pada awalnya banyak mempelajari proses perkembangan alamiah suatu individu, saat ini telah berkembang kearah teknologi perekayasaan yang kemudian dikenal dengan bioteknologi embrio.

Bioteknologi embrio meliputi perekayasaan gamet dan proses fertilisasi; kriopreservasi gemet dan embrio; modifikasi bioteknologi embrio yang meliputi khimera, embrio partenogentik, transfer ICM, dan cloning; serta stem cell atau sel punca.

Selengkapnya…