Tahun ini IPB University membuka Program Studi (Prodi) Biomedis untuk jenjang sarjana (S1). Program Studi Biomedik ini berada di bawah Fakultas Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB). Program Studi Biomedis dibuka melalui Jalur Seleksi Mandiri (SM) IPB University yang pendaftarannya dibuka awal Mei bulan ini.

Prof Deni Noviana, Wakil Rektor IPB University Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan mengatakan, pembukaan Prodi Biomedis dilatarbelakangi oleh tiga kekuatan. Pertama, kekuatan penelitian. “Banyak penelitian yang berasal dari kedokteran hewan berkembang ke arah biomedis. Banyak penelitian tentang obat baru,” ujarnya.

Kekuatan kedua adalah dosen yang berkompeten. Menurutnya, banyak dosen IPB University yang memiliki kompetensi di bidang kedokteran, biologi, fisika, dan kimia. “Saat ini tidak sedikit dosen IPB University dari SKHB yang terlibat membimbing mahasiswa kedokteran di Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran.”

Sementara itu, lanjut Prof Deni Noviana, kekuatan ketiga berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh SKHB IPB University mengenai prodi yang paling banyak diminati oleh mahasiswa tahun 2022. Hasil survey menunjukkan bahwa prodi yang dipilih calon mahasiswa adalah kedokteran, farmasi, dan biomedis.

“Dengan IPB University membuka Program Studi Biomedis akan memenuhi kebutuhan akan keahlian biomedis, orang-orang yang berkompeten dalam membuat obat atau membuat bahan biologi,” ujar Prof Deni.

Hal ini menurutnya juga sejalan dan sesuai dengan kebutuhan ke depan mengingat sebagian besar obat-obatan Indonesia saat ini masih impor. Pembukaan Prodi Biomedik ini juga sejalan dengan IPB University yang telah membuka Fakultas Kedokteran.

“Mereka yang memiliki keahlian biomedis diharapkan bisa membuat dan mengembangkan obat dan serum, bekerja di laboratorium atau perusahaan pengembang obat, atau bisa juga menjadi technopreneur dengan membuat alat-alat kesehatan,” ujarnya.

Prof Deni menjelaskan bahwa seorang biomedis bukanlah seorang dokter. Mereka adalah orang-orang yang mampu meramu dan memformulasi obat. Tapi juga bukan apoteker. “Para penulis resep hanya menerjemahkan kebutuhan obat, tetapi yang meramu dan membuat obat baru adalah orang-orang yang menguasai ilmu biomedis,” katanya.

Dengan hadirnya Prodi Biomedik ini, ia menegaskan IPB University dapat mengisi kekosongan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) biomedis dan dapat terus meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK), serta sejalan dengan visi Prodi Biomedik. lembaga. (dh/Rz) (IAAS/MKY) (AP)