Oleh: Prof I Wayan Teguh Wibawan
Mikrobiologi dan Kedokteran Hewan
Mikrobiologi dalam kedokteran hewan memiliki peran yang sangat penting, dengan perhatian khusus paling tidak pada lima bidang. Pertama, Mikrobiologi Medik, yaitu mempelajari penyebab penyakit oleh virus, rickettsia, bakteri dan jamur pada hewan domestik (ternak, hewan kesayangan, unggas, dan ikan) serta hewan liar. Kajian meliputi isolasi, karakterisasi agen, pencegahan dan pengobatannya.
Ke dua, Mikrobiologi Industri, khususnya mikro-organisme yang dimanfaatkan dalam industri, bertujuan untuk memproduksi bahan biologis yang bermanfaat. Bahan biologis tersebut antara lain antibiotik, vaksin, reagen diagnostik, enzim, produk pakan dan makanan (prebiotik, probiotik, dan postbiotik), serta mikroba pengurai dalam lingkup pertanian. Mikrobiologi industri erat kaitannya dengan bidang biomedis.
Ke tiga, Sanitary and Environmental Microbiology, yaitu adanya interseksi antara mikrobiologi dengan distribusi agen penyakit, kesehatan masyarakat (public health) dan keamanan pangan.
Ke empat, Mikrobiologi Molekuler dan Pekayasaannya. Dan terakhir yang ke lima, Imunologi Medis, yaitu bidang yang berkaitan dengan agen penyebab penyakit dan efek respon imunologis yang ditimbulkannya.
Memperhatikan lingkup mikrobiologi yang mungkin masih sangat luas, disadari bahwa perlu adanya focussing yang nanti hal tersebut bisa dituangkan dalam kerangka kerja berjangka (pendek, menengah dan panjang). Focussing ini juga perlu dikaitkan dengan Tri Dharma yang diemban oleh seorang dosen Perguruan Tinggi, yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, termasuk di dalamnya kerjasama dengan industri dan lembaga lain.
Berani Menentukan Prioritas
Sangat disadari bahwa banyak mikro-organisme yang berperan sebagai agen penyakit pada berbagai spesies hewan. Untuk itu, perlu keberanian untuk menentukan prioritas penyakit penting yang akan dipilih sebagai materi dalam mata ajaran. Prioritas hendaknya berbasis kepada, antara lain: keberadaan penyakit di lapangan, penyakit zoonosis penting, serta emerging dan reemerging disease. Dengan adanya prioritas ini, dosen diharapkan memiliki waktu yang cukup dalam mentransfer ilmu, memberi pengayaan materi kuliah, dan mengulas filosofinya sesuai dengan jenjang pendidikan mahasiswa. Dosen mengarahkan mahasiswa dengan menggunakan kata-kata kunci (key words) yang tepat. Selain itu, sangat penting bagi mahasiswa untuk memanfaatkan berbagai sumber informasi yang ada. Dosen “bukan” sebagai sumber informasi utama, akan tetapi lebih banyak sebagai “penyelia” agar mahasiswa mampu secara aktif mencari informasi ilmiah berkaitan dengan subjek bahasan pada mata ajaran yang diberikan kepadanya.
Kualitas Praktikum dan Kesempatan Terlibat dalam Penelitian
Praktikum sangat penting untuk lebih mengenalkan objek yang telah disampaikan secara teoritis dalam perkuliahan. Sekurang-kurangnya mahasiswa pernah melakukan (hands on)tentang beberapa kegiatan isolasi dan karakterisasi mikro-organisme penting (terpilih). Praktikum juga untuk mengenalkan prinsip lege artis, hazard, biosafety dan risk management dalam kegiatan laboratorium. Kita harus melakukan segala hal yang bisa meningkatan kualitas praktikum dan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat dalam penelitian dosen. Kegiatan bisa berupa demonstrasi atau bentuk kegiatan lain yang bisa dilakukan untuk transfer informasi update kepada mahasiswa.
Kerjasama dengan Industri
Kerjasama dengan industri perlu ditingkatkan untuk dosen dan mahasiswa dengan azas “saling menguntungkan”. Pencerdasan anak bangsa bukan hanya peran perguruan tinggi, tetapi juga peran seluruh elemen masyarakat yang bisa dan potensial berkontribusi. Dalam kerjasama ini tentu harus mengedepankan kompetensi Divisi dan kompetensi dosen yang ada, baik perorangan atau berkelompok, monodisiplin atau multidisiplin.
Peningkatan Kemampuan Rekayasa Genetik
Saya melihat kecenderungan ke masa depan di bidang mikrobiologi bahwa pemanfaatan rekayasa genetik mikro-organisme di bidang kedokteran dan biomedis untuk berbagai tujuan adalah suatu keniscayaan. Divisi Mikrobiologi Medik harus memberi perhatian yang khusus untuk hal ini, terutama peningkatan jumlah penelitian dalam bidang perekayasaan genetik. Penelitian menggunakan recombinant genetic, reverse genetic, vector vaccine, VLO, dll. harus diprioritaskan.
Peran Mikro-organisme sebagai “Bahan Obat” dan Immunoregulator
Meskipun sudah dimulai pemanfaatan mikro-organisme sebagai “bahan obat” dan immunoregulator, ke depan harus lebih banyak penelitian “non-konvensional” yang harus dilakukan. Salah satunya ialah peran biologis dari nukleotida (miRNA, siRNA, CPG island) dalam pencegahan dan pengendalian penyakit.
Demikian sedikit gagasan yang terlintas di benak saya, tentu penjabaran ini masih sangat jauh dari sempurna. Selanjutnya, bentuk diskusi di hari-hari mendatang, mungkin dalam bentuk lokakarya atau diskusi-diskusi kecil, bisa kita lakukan sewaktu-waktu. (Prof I Wayan Teguh Wibawan adalah Guru Besar di bidang Mikrobiologi dan Imunologi pada Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, IPB University)