Pada hari Kamis (9/6), Prof Dr Koeswinarning Sigit, MS, purna bakti guru besar Anatomi Veteriner SKHB IPB University, menerima penghargaan dari Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI). Penghargaan diberikan atas jasanyanya dalam menciptakan logo PORDASI. Penghargaan diserahkan langsung oleh Sekjen PORDASI Dr. Ir. Adinda Yuanita, MT di Kampus Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Dramaga, Bogor. Acara Penyerahan dihadiri oleh Pimpinan SKHB, Pengurus PORDASI, dosen, tenaga kependidikan, dan tamu undangan lainnya.

Dekan SKHB Prof drh Deni Noviana, PhD, DAICViM dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada delegasi PORDASI dan memperkenalkan secara singkat tentang Fakultas Kedokteran Hewan hingga proses transformasinya menjadi SKHB.

“Kami pindah ke kampus Dramaga pada tahun 2001. Kami saat ini telah memiliki fasiltas Equestrian Park untuk berkuda. Fasilitas ini diinisiasi oleh Rektor IPB, tidak hanya digunakan oleh mahasiswa SKHB tetapi digunakan juga oleh banyak mahasiswa dari prodi lain di IPB yang sama-sama menyukai olahraga berkuda,” ungkapnya.

Lebih lanjut Prof Deni menjelaskan perkembangan ke depan SKHB. SKHB akan membangun Laboratorium Teknologi Reproduksi Berbantu (Asissted Reproductive Technology Laboratory) hasil kerjasama dengan pihak Jerman di kawasan Equestrian Park yang bisa digunakan untuk pengembangan embrio transfer kuda unggul. Untuk itu Prof Deni dengan senang hati membuka peluang kerjasama dengan PORDASI.

Ketua Harian PP PORDASI Agustinus Iwan Lie Saputra, bertindak mewakili Ketua Umum PORDASI, menyampaikan penghargaan atas karya cipta logo PORDASI Prof Ning, yang pada waktu itu (tahun 1966) masih sebagai peneliti muda.

“Ide pemberian penghargaan ini atas inisiatif Ibu Ketua Umum, yang hari ini berhalangan hadir, untuk bisa bertemu langsung dengan Ibu Ning dan menyerahkan penghargaan ini,” ucap Iwan dalam sambutannya.

Lebih lanjut Iwan menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada IPB, terutama Fakultas Kedokteran Hewan, karena sejak PORDASI berdiri telah banyak insan-insan dari FKH IPB yang terlibat dan berkiprah bagi perkembangan PORDASI. Iwan kemudian menyebutkan beberapa nama seperti Drh Sjafri Sikar (almarhum) dan Drh Wirasmono Soekotjo (almarhum).

“Kerjasama antara IPB dan PORDASI tidak berhenti pada saat pendirian saja. Kerjasama terus berlangsung hingga hari ini. Kerjasama juga tidak terbatas hanya dengan FKH saja tapi juga dengan fakultas lain. Kami bekerja sama dengan Prof Muladno dari Fakultas Peternakan IPB, yang juga hadir di sini hari ini, melakukan penelitian trah genetika kuda pacu Indonesia. Hal ini penting untuk mendapatkan pengakuan dunia,” tambahnya.

Setelah penyerahan penghargaan, Prof Ning dalam sambutannya menceritakan kisah bagaimana ia dulu menciptakan logo tersebut. Pembuatan logo atas permintaan Drh Syafri Sikar yang kala itu menjabat sebagai Ketua Laboratorium Anatomi di mana Prof Ning muda masih sebagai mahasiswa koasisten dan sekaligus asisten dosen. Prof Ning menjelaskan bahwa logo dibuat pada gambar perisai kosong yang sudah ada di kertas yang diserahkan oleh Almarhum kepadanya. Gambar kuda yang digambarnya terinspirasi dari gambar yang terdapat pada majalah JAVMA edisi Februari 1966. Kemudian ia melakukan perubahan dengan menghilangkan surai dan mengangkat posisi kuda. Prof Ning yang paham betul anatomi kuda mengungkapkan bahwa dengan perubahan yang dilakukan tersebut maka gambar kudanya terlihat lebih cantik.

“Saya kemudian menambahkan lima ‘ring’ dari logo olimpiade yang menyimbolkan olahraga. Saya menggambar kuda menghadap ke kiri. Waktu itu belum paham bahwa arah pacuan kuda bisa ke kanan (searah) atau ke kiri (berlawanan arah jarum jam). Waktu itu juga belum ada pembatasan hak cipta sehebat seperti sekarang. Jadi ketika PORDASI menyampaikan bahwa gambar kuda yang dulu diganti dari menghadap ke kiri menjadi ke kanan, serta gambar ‘ring’ diubah agar tidak sama persis dengan logo olimpiade, maka saya setuju,” ungkapnya.

Semoga hasil karya Prof Ning dalam bentuk logo PORDASI terus berkibar di seantero Indonesia, bahkan ke seluruh penjuru dunia. (km/ns)