Tim Satgas PMK Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) lakukan kunjungan ke Koperasi Produk Susu (KPS) KUNAK (Kawasan Usaha Peternakan Sapi Perah) Kab. Bogor, 15/06. Kegiatan kunjungan ini dalam upaya penanganan kasus PMK yang terjadi di KPS KUNAK. Kunjungan ambulatoir dilakukan oleh tim SKHB IPB University, terdiri dari drh. Retno Wulansari M.Si., Ph.D., drh. Riki Siswandi, M.Si., Ph.D., drh. Fitriya Nur Annisa Dewi, Ph.D., Drh. Alyssa Zain (Asisten Divisi Ilmu Penyakit Dalam), dan tiga mahasiswa Program Profesi Dokter Hewan (PPDH) Omar Mikhale, Giovanni Christie, dan Mukhsin Syafaat. Tim melakukan kegiatan pemeriksaan langsung ke lapangan di beberapa lokasi peternak.

Kunjungan ambulatoir dari Tim Satgas PMK SKHB IPB University disambut baik oleh Harisman Sopandi dari pihak manajemen KPS Bogor dan Asep Kartiyana dari tenaga paramedis.

”Tingkat kejadian PMK cukup tinggi, terdiri dari kasus yang terkonfirmasi maupun berbasis kondisi klinis. Data menunjukkan tingkat kematian relatif rendah,” ungkap Harisman dari pihak manajemen KUNAK.

Harisman menyampaikan keberhasilan penanganan PMK cukup bervariasi, terdapat beberapa peternakan yang sudah memiliki paramedis tersendiri di unitnya serta tidak mengalami kesulitan obat-obatan. Namun, kami masih mengalami kesulitan dalam mengatasi tingkat penyebaran PMK yang sangat cepat serta mengalami keterbatasan layanan paramedis yang jumlahnya hanya dua orang.

Paramedis KPS KUNAK menyatakan memerlukan bantuan, khususnya SDM, untuk bisa mempercepat kegiatan pemeriksaan dan pengobatan, membantu sanitasi khususnya untuk menjaga kondisi hewan yang memiliki lesio luka agar tidak memburuk kondisinya, serta membantu menegakkan biosekuriti dan disinfeksi di beberapa titik lalu lintas.

”Kami dari Tim Paramedis memerlukan bantuan khususnya SDM untuk mempercepat kegiatan penanganan kasus PMK yaitu pemeriksaan dan pengobatan hewan yang terjangkit PMK serta membantu sanitasi khususnya untuk menjaga kondisi hewan yang memiliki lesio luka agar tidak memburuk kondisinya dan membantu menegakkan biosekuriti dan disinfeksi dibeberapa titik lalu lintas”, ungkap Asep.

”Kebutuhan bahan atau obat juga diperlukan terutama untuk membantu paramedis melayani peternak skala kecil yang tidak mampu mengadakan stok bahan atau obat sendiri,” tambah Asep.

Penyebaran kasus PMK di KUNAK Kab. Bogor berjalan sangat cepat melalui udara bisa menularkan sapi dalam satu kandang. PMK menyebabkan penurunan produksi susu pada sapi dan kerugian bagi peternak. Tim SKHB IPB University melakukan pemeriksaan secara langsung kondisi ternak dan berdiskusi dengan para peternak terkait penanganan kasus PMK.

“Kunjungan pihak SKHB ke lokasi peternak terbatas hanya di dua lokasi peternakan. Hal ini mempertimbangkan zona penyebaran kasus, keamanan dan biosekuritas,” ungkap Fitria dari tim Satgas IPB.