Mahasiswa Himpunan Minat Profesi Satwa Liar Fakultas Kedokteran Hewan IPB University kembali menyelenggarakan kuliah umum yang dilakukan secara online pada hari Sabtu 28 Agustus 2021. Kuliah umum yang mengangkat tema “Tren Memelihara Satwa Primata dan Pengaruhnya terhadap Manusia maupun Lingkungan” mengundang seorang dokter hewan dari The Aspinall Foundation Indonesia Program, beliau adalah drh. Ida Junyati Mansur. 

Dalam kuliah umum, drh. Ida menjelaskan bahwa primata memiliki peran yang sangat penting untuk keseimbangan ekosistem karena primata dapat dikatakan sebagai mangsa, pemangsa, dan sekaligus berperan dalam rantai makanan, serta sebagai penebar biji yang berperan dalam regenerasi hutan. Beberapa ancaman bagi satwa liar terutama satwa primata yaitu:

  1. Degenerasi habitat,
  2. Perburuan liar,
  3. Perdagangan illegal,
  4. Tren primata sebagai pet animal,
  5. Mengeksploitasi primata menjadi satwa atraksi,
  6. Bushmeat. 

Satwa primata dijadikan sebagai hewan peliharaan oleh manusia karena memiliki hubungan dekat dengan manusia, termasuk hewan yang cerdas, dan dapat diajak komunikasi. Beliau juga menjelaskan dampak yang ditimbulkan akibat memelihara satwa primata yaitu dapat menimbulkan kerugian ekologi, satwa yang ditangkap tidak langsung dapat dikembalikan ke habitat asalnya, biaya rehabilitasi yang tidak murah, hilangnya sifat liar hewan yang telah ditangkap, dan menimbulkan potensi terjadinya penularan penyakit (Zoonosis). 

Drh. Ida Junyati Mansur menyatakan bahwa hingga saat ini di Aspinall sudah terdapat sebanyak 204 individu primata yang direhabilitasi (lutung 53%, surili 14%, dan owa 33%) dan 77 individu primata telah dilepasliarkan (suruli 18%, lutung 23%, owa 59%).

“Satwa liar sejatinya hidup di hutan dan bukan dijadikan sebagai hewan peliharaan. Hal yang dapat kita lakukan untuk menghadapi tren memelihara satwa liar yaitu dengan memutus rantai perdagangan illegal satwa liar” ujarnya.