Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University telah menyelenggarakan kegiatan pembekalan “Petugas Pemeriksa Kesehatan Hewan dan Daging Kurban dalam Kondisi PMK,” pada 29/06. Kegiatan pembekalan ini menghadirkan dosen-dosen SKHB yang sesuai kepakarannya. Acara digelar melalui virtual zoom. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa SKHB program Sarjana dan Program PPDH (Pendidikan Profesi Dokter Hewan) serta masyarakat umum. Adapun materi-materi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan dan relevansi dengan kondisi di lapangan.

Kegiatan pembekalan tersebut terbagi menjadi beberapa sesi, ada sesi yang dikhususkan untuk masing-masing program (sarjana dan PPDH) dan ada sesi yang bisa diikuti oleh semua peserta termasuk umum. Sesi pertama disampaikan empat materi, yaitu 1) Penerapan Prinsip Dasar Kesrawan (Kesejahteran Hewan) dalam Penanganan Hewan Kurban; 2) Penanganan Daging Kurban yang higienis; 3) Pemeriksaan Antemortem; dan 4) Pemeriksaan postmortem.

Untuk mahasiswa PPDH, keempat materi disampaikan berturut-turut oleh Dr. med. vet. drh. Hadri Latif, M.Si; Dr. med. vet. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si; drh. Retno Wulansari, M.Si, Ph.D; dan Dr. drh. Eva Harlina, M.Si. Sementara itu, di ruang zoom yang berbeda, untuk program sarjana, materi yang sama disampaikan beruturut-turut oleh Prof. drh. Ekowati Handharyani, MSi, Ph.D; drh. Supratikno, M.Si, PAVet; Dr. drh. Trioso Purnawarman, M.Si; dan drh. Agus Wijaya M.Sc, Ph.D.

Salah satu narasumber, Denny Widaya Lukman, menyampaikan prinsip pemotongan hewan kurban saat wabah PMK haruslah sesuai dengan syariat Islam, sehat, serta harus disertai Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Hewan sakit atau dicurigai sakit hendaknya dipisahkan dan dilaporkan ke petugas, serta pastikan hanya hewan sehat yang dipotong.

Narasumber yang lain, Supratikno, menyampaikan bahwa kandang penampungan hewan kurban harus memperhatikan hal-hal penting dalam kondisi wabah PMK. ” Sebaiknya tidak mencampur hewan dari jenis yang berbeda. Gejala PMK domba dan kambing relatif lebih ringan, namun berpotensi menularkan ke sapi. Golongan sapi Bos taurus lebih bergejala daripada Bos indicus. Dan hendaknya  tidak mencampur hewan yang sehat dengan yang sakit dalam satu kandang, karena PMK sangat kontagius,” jelas Supratikno.

Sesi kedua kegiatan pembekalan ditujukan untuk program Sarjana, PPDH, dan juga masyarakat umum. Materi disampaikan oleh Drh. Supratikno, M.Si, PAVet tentang Panduan pemeriksaan hewan dan daging kurban di masa PMK.

Di sesi terakhir, kegiatan pembekalan kembali dikhususkan untuk mahasiswa program sarjana dan PPDH. Materi terakhir tentang tata tertib dan penjelasan kuesioner pemeriksaan kesehatan hewan dan daging kurban disampaikan oleh Dr. drh. Chaerul Basri, M Epid untuk Program Sarjana dan Dr. Ir. Etih Sudarmika M.Si untuk Program PPDH. (ns)